Rabu, 01 Mei 2019

CHAPTER 3 : COST BEHAVIOUR ANALYSIS



CHAPTER 3 : COST BEHAVIOUR ANALYSIS

Pada bab Cost Behavior Analysis telah dijelakan bahwa dalam suatu spesifik relevance range, biaya memiliki karakteristik sebagai berikut :


1.       Fixed Cost (FC)



Total Cost Konstan
Fixed Cost


Unit Cost Berubah



2.       Variable Cost (VC)



Total Cost Berubah
Variable Cost


Unit Cost Konstan


Ada dua jenis cara untuk menentukan cost suatu inventory, yaitu dengan menggunakan Direct Costing (Variable Costing) dan Full Absorption Costing (FAC). Pengaruh metode costing yag berbeda ini akan mempengaruhi­ nilai operating income.
Variable Costing adalah  metode pembebanan biaya ke produk dimana hanya variable manufacturing cost saja yang dibebankan ke produk.
Full Absrorption Costing adalah metode pembebanan biaya inventory dimana seluruh manufacturing cost dbebankan ke produk.

FULL ABSORPTION COSTING
DIRECT COSTING / VARIABLE COSTING

DM
DL
FOH.F
FOH.V

Full Absorption Costing

DM
DL
FOH.F
FOH.V

Direct Costing

Period Cost
*) Inventoriable Cost adalah segala biaya yang akan menjadi aset di neraca ketika biaya tersebut terjadi, dan baru menjadi COGS hanya ketika barang sudah terjual (seluruh biaya yang terkait langsung dengan produk)
*) Period Cost adalah biaya yang segala biaya pada income statement, selain biaya COGS. (biaya yang tidak terkait secara lansung ke produk). Contoh : Operating Expenses.




KRITERIA
VARIABLE/DIRECT COSTING
FULL ABSORPTION COSTING
Jenis Income Statement
Contribution Margin I/S
Gross Profit I/S
Jenis Cost yang masuk Inventory
Semua Variable Cost
Semua Manufacturing Cost
Jenis COGS
Variable COGS
COGS

Dalam Cost Accounting, Direct Costing dinilai lebih efektif karena dalam metode tersebut memperhitungkan biaya sesuai dengan volume produksi, sehingga menhasilkan nilai biaya yang lebih fair. Selain itu, beberapa keunggulan direct costing adalah sebagai berikut :
1.       Setting Price ( sebagai dasar penentuan harga, yang lebih tepat )
2.       Produk Profitability (sebagai dasar untuk mengetahui operating income suatu perusahaan )
3.       Decision Making ( sebagai dasar pengambilan keputusan. Contoh : Kapan perusahaan harus melakukan cut off produksi )

Dua metode inventory costing ini menghasilkan nilai operating income yang berbeda. Income statement untuk variable/direct costing menggunakan contribution margin format, karena variable costing lebih cenderung membedakan variable cost (yang masuk inventoriable cost) dengan fixed cost yang masuk period cost). Sedangkan Income Statement untuk Full Absorption Costing menggunakan Gross Profit Format, sama seperti income statement yang sudah kita pelajari dalam bab-bab sebelumnya.
Berikut adalah perbedaan format Income Statement pada Direct/Variable Costing dan Full Absorption Costing :



Sumber Referensi :
1.       Direct Costing, Cost-Volume Profit Analysis, and Theory of Constraints. (Chapter 20 , Buku Cost Accounting 14th edition, Carter).
2.       Inventory Costing and Capacity Analysis (Chapter 9, Buku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pertemuan 13: Pricing Decision and Cost Management

Pertemuan 13: Pricing Decision and Cost Management Faktor utama yang memengaruhi penentuan harga 1. Pelanggan Memengaruhi penentu...